Pages

28.6.10

Mengenal Potensi Anak dengan Analisis Sidik Jari

Saya tertarik mengenai hal ini ketika melihat iklan susu anak di televisi. Di iklan tersebut dikatakan bahwa orang tua dapat mengetahui bakat anak sejak dini sehingga dapat membantunya dalam mengembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Kala mendengar hal tersebut saya sangat tertarik untuk mengetahuinya. Jadi, apa sebenarnya analisis sidik jari di sini? Analisis sidik jari (fingerprint analysis) adalah metode pengukuran data biometrik dengan media pemindaian (scanning) sidik jari. Pengertian ini saya dapat dari detik health, tapi bahasanya cukup sulit untuk dimengerti. Namun, ada pengertian lain yang simpel yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengenali potensi seseorang baik ia seorang anak**, remaja, ataupun dewasa melalui pengamatan terhadap 10 sidik jari tangan. Melalui analisis sidik jari ini dapat diketahui potensi dalam diri seorang. Dengan mengetahui potensinya maka akan dapat membantunya dalam mengembangkan potensinya melalui metode pembelajarn yang paling efektif baginya.
Bagi orang tua, tentu hal ini merupakan hal yang menggembirakan. Dengan analisis sidik jari, maka akan membantu para orang tua dalam memahami potensi anak. Dengan mengetahui potensi sejak dini, maka orang tua dapat memberikan stimulus yang tepat dalam rangka mengembangkan potensi tersebut.
Mungkin sebagian kita berpikir, bagaimana mungkin sidik jari dapat membantu dalam mengetahui potensi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan. Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal. Dengan demikian, wajar saja terdapat korelasi antara pola sidik jari dengan bakat, kualitas, dan gaya belajar seseorang. Jadi, mungkin saja seseorang memiliki kecerdasan tertentu sejak lahir, namun kecerdasan terlihat bila diberikan stimulasi yang sesuai. 

26.4.10

Degradable Plastic

Apa arti degradable plastic?
 Pernahkah melihat tulisan “100% degradable plastic” di bungkusan plastic Indomaret? Sebenarnya saya juga sudah lama ingin tau tentang apa sebenarnya maksud tukisan tersebut, tapi baru kesampaian hari ini. Plastik tersebut adalah plastic yang menggunakan teknologi Oxo degradable yang memungkinkan plastic dapat hancur dengan sendirinya. Teknologi tersebut dilakukan dengan menambahkan sejenis katalis pada bahan plastic (polyolefin) sehingga plastic dapat hancur lebih cepat melalui percepatan oksidasi dan kemudian terurai menjadi air, karbon dioksida, dan biomass. Dengan teknologi ini, maka plastik yang dibuang akan terpotong**/terfragmen** menjadi bagian** kecil selama 90 s.d. 120 hari, kemudian plastik akan terurai dalam jangka waktu kurang lebih 24 bulan.
Bila dibandingkan dengan plastik yang biasa kita digunakan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai di alam, maka teknologi ini sungguh sangat cepat. Dengan teknologi ini, mungkin saja masalah terhadap banyaknya tumpukan plastic yang tidak terurai dapat dikurangi. Banyangkan saja, plastik biasa akan terurai sekitar 1.000 tahun di tempat pembungan sampah, jika dibuang di laut mungkin memerlukan waktu yang lebih lama lagi dan jika terurai pasti akan mencemari lautan (kata para ahli seperti itu lo).

24.4.10

Fakta Menarik tentang Bersin


Bersin terjadi dengan cepat dan tiba**. Sebenarnya bersin merupakan suatu proses yang sangat rumit, di mana beberapa organ bekerja sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Ups…saya bukan mw cerita tentang prosesnya bersin tapi ada beberapa fakta menarik yang terkait dengan bersin kita.
1.    Nama lain bersin adalah sternutation
Kata ini bersin terdengar seperti prosedur medis yang serius, tapi sebenarnya hanya cara lain untuk mengatakan bersin. Ketika sesuatu menggelitik lapisan hidung, saraf terletak di sana mengirim sinyal ke otak, yang memulai rangkaian pesan ke bagian lain dari tubuh-dada, perut, wajah, kelopak mata, kelenjar lendir di hidung, bekerja sama untuk mengusir zat penyebab iritasi tersebut. Namun, ketika kita tidur, saraf tersebut beristirahat. Oleh karena itulah, kita tidak bersin sementara kami tunda.