Pages

26.4.10

Degradable Plastic

Apa arti degradable plastic?
 Pernahkah melihat tulisan “100% degradable plastic” di bungkusan plastic Indomaret? Sebenarnya saya juga sudah lama ingin tau tentang apa sebenarnya maksud tukisan tersebut, tapi baru kesampaian hari ini. Plastik tersebut adalah plastic yang menggunakan teknologi Oxo degradable yang memungkinkan plastic dapat hancur dengan sendirinya. Teknologi tersebut dilakukan dengan menambahkan sejenis katalis pada bahan plastic (polyolefin) sehingga plastic dapat hancur lebih cepat melalui percepatan oksidasi dan kemudian terurai menjadi air, karbon dioksida, dan biomass. Dengan teknologi ini, maka plastik yang dibuang akan terpotong**/terfragmen** menjadi bagian** kecil selama 90 s.d. 120 hari, kemudian plastik akan terurai dalam jangka waktu kurang lebih 24 bulan.
Bila dibandingkan dengan plastik yang biasa kita digunakan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai di alam, maka teknologi ini sungguh sangat cepat. Dengan teknologi ini, mungkin saja masalah terhadap banyaknya tumpukan plastic yang tidak terurai dapat dikurangi. Banyangkan saja, plastik biasa akan terurai sekitar 1.000 tahun di tempat pembungan sampah, jika dibuang di laut mungkin memerlukan waktu yang lebih lama lagi dan jika terurai pasti akan mencemari lautan (kata para ahli seperti itu lo).

Bagaimana cara kerjanya?
Kata** setelah ini sedikit mengandung istilah yang sangat teknis di bidang plastik dan persampahan, walau saya bukan ahli di bidang per-plastik-an tapi akan saya coba untuk lebih memudahkan dalam membancanya…silakan lanjut gan,
Telah diketahui bahwa hidrokarbon seperti poliolefin sebagai bahan pembuat plastik dapat terurai dengan lambat yang mana proses ini disebut sebagai degradasi oksidatif. Seiring waktu, proses tersebut yang pada akhirnya akan membuat plastik menjadi terurai. Namun, satu-satunya masalah adalah hal ini butuh waktu puluhan tahun, atau bahkan berabad-abad, untuk menyelesaikannya.   
Zat aditif pada teknologi Oxo-degradable mengandung senyawa asam lemak (fatty acid) dari logam transisi yang spesifik (besi adalah contoh dari logam transisi) sebagai unsur utama aktif. Senyawa ini bertindak sebagai katalis dalam mempercepat reaksi normal degradasi oksidatif dengan laju reaksi keseluruhan meningkat beberapa kali lipat. Dengan kata lain, ada tambahan zat tertentu yang akan menyebabkan proses penguraian menjadi lebih cepat beberapa kali lipat dibandingkan dengan platik biasa.
Zat aditif pada teknologi Oxo-degradable juga mengandung antioksidan yang mencegah degradasi oksidatif selama penyimpanan dan penggunaan produk plastik. Antioksidan fungsi oleh 'menonaktifkan' radikal bebas yang menyebabkan degradasi dan secara rutin digunakan dalam plastik dan lain hidrokarbon (misalnya minyak goreng). Artinya, kita gak perlu khawatir kalau tiba** plastik Oxo-Biodegradable yang masih kita gunakan dan disimpan di lemari tiba** menjadi hancur atau rusak, yang dikarenakan adanya zat antioksidan tersebut.
Namun, plastik dengan teknologi ini memerlukan kondisi tertentu (pemicu) agar penguraian dapat terjadi dengan lancar. Prosesnya dipicu oleh kondisi umum di lingkungan pembuangan, seperti: Panas (suhu tinggi seperti yang ditemukan di tempat pembuangan sampah atau kompos), sinar UV (dari matahari) dan stres mekanik (misalnya angin atau pemadatan di TPA) yang berfungsi untuk mempercepat oksidasi dari bahan plastik Oxo-degradable

Kenapa dianjurkan memakai jenis plastic ini?

Berdasarkan penelitian, di dunia rata-rata keluarga menggunakan 1.460 plastik per tahun. Hanya kurang dari 1 persen plastik dapat hancur. Sedangkan untuk dapat hancur dibutuhkan waktu sekitar ratusan bahkan ribuan tahun. Sedang kan di Indonesia sendiri, menurut catatan Kantor Lingkungan Hidup, setiap hari rata-rata orang menghasilkan sampah 0,8 kg dan sebanyak 15 persen di antaranya sampah plastik. Dengan jumlah penduduk Indonesia 220 juta diperkirakan jumlah sampah mencapai 26.500.000 kg per hari. Nah, bisa dibayangkan betapa bumi ini begitu tercemarnya oleh sampah plastik yang selalu menumpuk dan menumpuk kan?
Sehingga, alangkah bagusnya jika banyak pengguna plastik non degradable beralih ke plastik jenis yang  mudah hancur ini.

Kontroversi
Sampai saat ini masih terdapat kontroversi terkait plastik jenis ini seperti:
•    Pada tahap pertama, cahaya, oksigen membuat plastic menjadi potongan kecil. Pada tahap kedua, mikro-organisme di dalam tanah menguraikannya, persis seperti bahan organik. Masalah utama dengan cerita ini adalah ketika plastik dikubur di lokasi pembuangan sampah, di mana di mana tidak ada oksigen atau cahaya.
Penelitian menunjukkan keberhasilan dari plastik tersebut untuk terurai menjadi sangat berkurang jika terkubur di dalam tanah dan tempat pembuangan sampah. Selain itu, bahkan jika kantong plastik dibiarkan di udara terbuka, maka tidak akan sepenuhnya terurai, karena tidak akan mencapai tahap penguraian oleh mikro-organisme.
•    Plastik Oxo-degradable mengandung aditif seperti: logam kobalt, mangan, atau besi yang membantu proses agar plastik lebih cepat menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dengan bantuan panas atau cahaya, yang kemudian terurai oleh mikroba. Penggunanan logam ini terus-menerus pasti tidak akan meningkatkan kualitas lingkungan dan ''berpotensi menimbulkan efek negatif tertentu.”
•    Plastik oxo-degradable diyakini dapat terurai selama lebih kurang dua tahun, namun laporan mengatakan bahwa plastik masih akan ada (dalam bnetuk potongan** kecil) sekitar selama beberapa tahun sebelum mereka benar** hancur di lingkungan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potongan** kecil  plastik di alam, seperti: potensi untuk dikonsumsi oleh serangga, dan hewan, seperti ikan.

Sumber:

0 comments: