Pages

29.6.10

7 Cara Memelihara Otak

Penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic pada tahun 2009 terhadap 1300 orang pada usia 70 hingga 89 tahun, menemukan bahwa 60% di antara mereka mengalami pikun (memory loss), sedangkan 40% lainnya tidak mengalami hal tersebut. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa mereka yang tidak mengalami kepikunan adalah orang-orang yang pada usia 50-an hingga awal 60-an melakukan kegiatan** yang menantang secara mental, seperti: membaca, bermain gim, ataupun mengasah keterampilannya.
Tentu kita semua tidak ingin menjadi bagian dari 60% di atas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Mengasah keterampilan.
Mempelajari sebuah instrument, membangun model pesawat, melakukan pekerjaan keterampilan dengan kayu, dsb tidak hanya meningkatkan kelincahan tangan dan jari, tetapi juga membantu terciptanya  hubungan syaraf** yang baru.

2. Mempelajari kosa kata baru setiap hari.
 
Kegiatan ini akan melibatkan pusat tata bahas di otak, bagian depan, dan memori di otak. Menurut seorang ahli di bidang syaraf, kegiatan ini layaknya aerobik bagi otak.

28.6.10

Mengenal Potensi Anak dengan Analisis Sidik Jari

Saya tertarik mengenai hal ini ketika melihat iklan susu anak di televisi. Di iklan tersebut dikatakan bahwa orang tua dapat mengetahui bakat anak sejak dini sehingga dapat membantunya dalam mengembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Kala mendengar hal tersebut saya sangat tertarik untuk mengetahuinya. Jadi, apa sebenarnya analisis sidik jari di sini? Analisis sidik jari (fingerprint analysis) adalah metode pengukuran data biometrik dengan media pemindaian (scanning) sidik jari. Pengertian ini saya dapat dari detik health, tapi bahasanya cukup sulit untuk dimengerti. Namun, ada pengertian lain yang simpel yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengenali potensi seseorang baik ia seorang anak**, remaja, ataupun dewasa melalui pengamatan terhadap 10 sidik jari tangan. Melalui analisis sidik jari ini dapat diketahui potensi dalam diri seorang. Dengan mengetahui potensinya maka akan dapat membantunya dalam mengembangkan potensinya melalui metode pembelajarn yang paling efektif baginya.
Bagi orang tua, tentu hal ini merupakan hal yang menggembirakan. Dengan analisis sidik jari, maka akan membantu para orang tua dalam memahami potensi anak. Dengan mengetahui potensi sejak dini, maka orang tua dapat memberikan stimulus yang tepat dalam rangka mengembangkan potensi tersebut.
Mungkin sebagian kita berpikir, bagaimana mungkin sidik jari dapat membantu dalam mengetahui potensi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan. Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal. Dengan demikian, wajar saja terdapat korelasi antara pola sidik jari dengan bakat, kualitas, dan gaya belajar seseorang. Jadi, mungkin saja seseorang memiliki kecerdasan tertentu sejak lahir, namun kecerdasan terlihat bila diberikan stimulasi yang sesuai.