Pages

21.7.10

Belajar Menganalisis

Yup, inilah salah satu tambahan ilmu ketika kembali lagi berkuliah, yaitu "belajar menganalisis". Kalau menurut saya menganalisis itu adalah memahami sesuatu yang tidak secara eksplisit dituliskan ataupun dikatakan, namun ada makna yang tersirat dalam tulisan maupun perkataan tersebut. Jadi, menganalisis adalah memahami sesuatu secara komplit. Buat saya, selama dalam kehidupan yang hampir berjalan kurang lebih 25 tahun ini, kebanyakan memahami sesuatu hanya dari apa yang disampaikan secara eksplisit, jarang ambil pusing dalam memahami apa yang tersirat, ato dengan kata lain malas menganalisis. Ternyata,  banyak hal yang dapat dianalisis, mulai dari cara berbicara seseorang , laporan keuanga, sampai dengan peraturan perundangan perpajakan.. ^_^
Yap, untuk analisis peraturan perundangan tersebut, baru saja saya hadapi dua minggu belakangan ini dan tepat satu hari yang lalu analisis tersebut disampaikan di depan kelas. Saya kira mengerjakan tugas ini tidak sampai membuat otak keseleo, yang terjadi malah sebaliknya. Maklum selama ini saya sangat irritated dengan yang namanya peraturan perundangan. Pada awalnya pengerjaannya memang gampang, peraturan tersebut tinggal di baca dari pasal pertama sampai dengan pasal terakhir, namun apa yang harus dilakukan setelah itu??? Di baca ulangkah??? Saya coba untuk mengulangi membacanya namun hasilnya malah jadi ketiduran. Akhirnya jalan terangpun tiba, saya menemukan tulisan dari kakak kelas yang menganalisis peraturan perundangan. Dari tulisan tersebut terlihat bahwa ia mengerjakannya dengan penuh teliti. Ia uraikan segala sesuatunya mulai dari yang kecil sampai yang besar, mulai dari kulit sampai dengan isi, dan dituliskan dengan sangat runut sekali. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya, dengan mempelajari cara ia menganalisis tersebut tugas sayapun dapat diselesaikan.
Dari pelajaran analisis-menganalisis ini, mungkin Yang Di Atas ingin mengingatkan saya untuk selalu berfikir dalam mengambil keputusan untuk berbuat dan bertindak, jangan melakukan sesuatu berdasakan apa yang tampak saja. Jujur, selama ini saya melakukan sesuatu hanya berdasarkan apa yang saya lihat, walaupun penglihatan sebenarnya tidak memperlihatkan kebenaran, ia lebih sering berdusta dan penuh tipu daya. Dan apa yang terjadi kemudian adalah saya sering kali jatuh dalam apa yang disebut dengan "penyesalan". Oleh karena itu, mulai saat ini saya akan berusaha sedikit demi sedikit mulai untuk berfikir dalam mengambil keputusan, menimbang segala hal dari aspek kebaikan atau keburukannya, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik. :) 

29.6.10

7 Cara Memelihara Otak

Penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic pada tahun 2009 terhadap 1300 orang pada usia 70 hingga 89 tahun, menemukan bahwa 60% di antara mereka mengalami pikun (memory loss), sedangkan 40% lainnya tidak mengalami hal tersebut. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa mereka yang tidak mengalami kepikunan adalah orang-orang yang pada usia 50-an hingga awal 60-an melakukan kegiatan** yang menantang secara mental, seperti: membaca, bermain gim, ataupun mengasah keterampilannya.
Tentu kita semua tidak ingin menjadi bagian dari 60% di atas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Mengasah keterampilan.
Mempelajari sebuah instrument, membangun model pesawat, melakukan pekerjaan keterampilan dengan kayu, dsb tidak hanya meningkatkan kelincahan tangan dan jari, tetapi juga membantu terciptanya  hubungan syaraf** yang baru.

2. Mempelajari kosa kata baru setiap hari.
 
Kegiatan ini akan melibatkan pusat tata bahas di otak, bagian depan, dan memori di otak. Menurut seorang ahli di bidang syaraf, kegiatan ini layaknya aerobik bagi otak.

28.6.10

Mengenal Potensi Anak dengan Analisis Sidik Jari

Saya tertarik mengenai hal ini ketika melihat iklan susu anak di televisi. Di iklan tersebut dikatakan bahwa orang tua dapat mengetahui bakat anak sejak dini sehingga dapat membantunya dalam mengembangkan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Kala mendengar hal tersebut saya sangat tertarik untuk mengetahuinya. Jadi, apa sebenarnya analisis sidik jari di sini? Analisis sidik jari (fingerprint analysis) adalah metode pengukuran data biometrik dengan media pemindaian (scanning) sidik jari. Pengertian ini saya dapat dari detik health, tapi bahasanya cukup sulit untuk dimengerti. Namun, ada pengertian lain yang simpel yaitu sebuah metode yang digunakan untuk mengenali potensi seseorang baik ia seorang anak**, remaja, ataupun dewasa melalui pengamatan terhadap 10 sidik jari tangan. Melalui analisis sidik jari ini dapat diketahui potensi dalam diri seorang. Dengan mengetahui potensinya maka akan dapat membantunya dalam mengembangkan potensinya melalui metode pembelajarn yang paling efektif baginya.
Bagi orang tua, tentu hal ini merupakan hal yang menggembirakan. Dengan analisis sidik jari, maka akan membantu para orang tua dalam memahami potensi anak. Dengan mengetahui potensi sejak dini, maka orang tua dapat memberikan stimulus yang tepat dalam rangka mengembangkan potensi tersebut.
Mungkin sebagian kita berpikir, bagaimana mungkin sidik jari dapat membantu dalam mengetahui potensi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin dalam kandungan. Pola guratan-guratan kulit pada sidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, ternyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal. Dengan demikian, wajar saja terdapat korelasi antara pola sidik jari dengan bakat, kualitas, dan gaya belajar seseorang. Jadi, mungkin saja seseorang memiliki kecerdasan tertentu sejak lahir, namun kecerdasan terlihat bila diberikan stimulasi yang sesuai.