Dalam hidup ini seringkali yang dicari adalah ridho dari manusia. Apakah ini mungkin? Imam syafi’I berkata tentang hal : رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ "Ridho manusia merupakan tujuan yang tidak bisa tercapai" maka hendaknya engkau mencari perkara yang baik bagimu, lazimilah perkara tersebut, dan tinggalkan yang selainnya dan janganlah engkau bersusah-susah untuk memperolehnya.
Dari perkataan beliau di atas, ternyata ridho manusia adalah hal yang tak mungkin diraih. Mungkin saja sebagian manusia ridho atas kebaikan yang kita lakuakan, tetapi sebagian lagi mungkin mencela apa yang kita lakukan. Untuk menjelaskan hal ini saya membawakan sebuah cerita yang saya peroleh beberapa bulan lalu dari seorang guru yang insya Alloh bermanfaat bagi kita semua.
Pada suatu hari, seorang anak pulang ke rumah dengan perasaan kesal dan jengkel, dan bersungut-sungut. Melihat anaknya yang demikian sang ayah bertanya, “ada apa denganmu wahai anakku?” Sang anak menjawab pertanyaan ayahnya dan menjelaskan bahwa ia hari ini diolok-olok oleh temannya atas apa yang diperbuatnya. Ia merasa yakin apa yang diperbuatnya adalah perbuatan yang baik dan benar, hal ini disetujui oleh ayahnya. Sang ayah sangat mengerti perasaan anaknya ini. Kemudian ia membawa anaknya ke kandang keledai yang mereka miliki, kemudian berjalan keluar membawa keledai yang mereka miliki.
Dalama perjalanan, sang anak dan ayah tidak menaiki keledai yang mereka miliki. Orang-orang yang berada di sekitar mereka berkata, “punya keledai kenapa tidak ditunggangi, kan sia-sia punya keledai jika tidak dapat ditunggangi.” Kemudian sang ayah menyuruh anaknya untuk menunggangi keledai, sedangkan sang ayah tetap berjalan di samping keledai. Orang-orang yang bertemu mereka berkata, “ sungguh anak yang durhaka, ayahnya disuruh berjalan sedangkan ia menunggangi keledai.” Sang ayahpun tersenyum, lalu sang ayah menyuruh anaknya untuk turun dari keledai, agar sang ayah dapat menggantikan anaknya menunggangi keledai. Melihat hal ini, orang-orang yang bertemu mereka berkata, “ayah macam apa ini, anak disuruh berjalan sedangkan ia asyik-asyik menunggangi keledai.” Sang ayahpun kembali tersenyum, kemudian ia menyuruh anaknya untuk naik ke atas keledai, agar dapat menunggangi keledai bersama-sama. Melihat hal ini, orang-orang yang bertemu mereka berkata“ keledai cuma sekecil itu dinaiki oleh dua orang, kasihan keledainya.”